Selasa, 12 Januari 2010

Pendidikan Harus Jadi Primadona di Kukar

TENGGARONG, Poskota Kaltim
Kabupaten Kutai Kartanegara memang dikenal sebagai daerah yang memiliki kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) melimpah, baik itu dari sektor migas maupun batu bara. Tetapi harus dipikirkan bagaimana jika SDA yang terus dieksploitasi nantinya habis. Juga perlu digarisbawahi bahwa PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari non SDA hanya mencapai Rp.200 miliar per tahun. Atas hal itulah, Ketua DPRD Kutai Kartanegara Rita Widyasari S.Sos MM mengajak semua komponen masyarakat proaktif untuk menggali potensi lain, yang mana bisa memberikan hasil terhadap peningkatan pemasukan PAD. 
Salah satunya bagaimana menjadikan pendidikan sebagai primadona di Kukar yang mana bisa mendukung peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), yang mana akan menunjang penciptaan lapangan kerja baru yang bisa memberikan kontribusi terhadap bagi pemasukan PAD. Hal itu dikemukan Rita Widyasari saat menjadi pembicara pada Seminar Pendidikan Tingkat Nasional PGRI Kabupaten Kutai Kartanegara di Gedung Puteri Karang Melenu, Tenggarong Seberang, Jumat (8/1) lalu. 
Bahkan Rita mempertegas, bahwa semua komponen masyarakat Kukar harus bersemangat dan bersatu padu untuk menjadikan pendidikan menjadi ujung tombak peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Ini langkah untuk mengantisipasi keberadaan sumber daya alam yang terkikis, tetapi bisa diminimalisir melalui peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. 
"Bagaimana kita berpikir untuk membuka lapangan pekerjaan dan menambah PAD. Maka dari itu semua stake holder yang ada harus proaktif mendukungnya. Mengingat ke depan Kukar jangan terus berharap atas pembagian hasil tambang maupun migas, karena suatu saat Sumber Daya Alam itu akan habis," katanya.  
Bukan hanya itu. Rita Widyasari yang juga calon Bupati Kukar dari Partai Golkar sangat mendukung suksesnya program wajib belajar 12 tahun, bahkan siap berupaya untuk mewujudkan Kabupatem Kutai Kartanegara bebas buta aksara, melalui program Zona Bebas Buta Aksara. 
Termasuk berupaya untuk mewujudkan peningkatan insentif guru yang ada dipedalaman seperti yang ada di Kecamatan jauh. Misalkan saja di Kecamatan Marang Kayu atau Tabang. Sehingga guru yang ada disana termotivasi untuk mencapai hasil PBM (Proses Belajar Mengajar) yang maksimal. Hal ini menunjang pemerataan kesejahteraan antara guru yang ada di kota dengan yang ada di pedalaman. 
"Termasuk perlunya peningkatan kualitas tenaga guru yang ada, dengan mengikutkan program pendidikan secara berjenjang, baik itu mewujudkan tenaga guru meraih pendidikan Strata II (S2) bahkan Strata III (S3)," tegasnya. 
Ditambahkan mengingat keberadaan buku-buku Ilmu Pengetahuan yang dipergunakan baik pelajar SD, SLTP, SMA sangat mahal. Hal itu menjadi permasalahan yang segera teratasi, dimana sempat muncul penyataan dari orang tua wali murid khususnya ibu-ibu. Yakni pemerintah telah memprogramkan sekolah gratis, namun buku-buku PBM (Proses Belajar Mengajar) yang mahal. Maka Rita Widyasari juga mengharapkan adanya insentif buku yang berkualitas. 
"Jangan sampai pelajar yang ada di Kukar tidak memiliki buku panduan PBM, tapi bagaimana semua pelajar diberbagai tingkatan yang ada di Kukar semuanya memiliki buku panduan melalui dukungan insentif buku tersebut," lanjutnya.kip/dp


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.