"Selama 45 tahun Partai Golkar dibangun, Indonesia mencapai hal-hal yang baik. Memang masih banyak kemiskinan, tapi Indonesia bisa bertahan dari krisis ekonomi. Kita akan meningkatkan terus usaha kecil dan menengah bangsa ini," kata Ketua Umum DPP Partai Golkar HM Jusuf Kalla dalam orasi kampanye terbuka Partai Golkar yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (28/3).
Dalam kampanye itu, hampir seluruh pimpinan Partai Golkar tampak hadir, di antaranya Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar HR Agung Laksono, Sekjen DPP Partai Golkar Sumarsono, anggota Dewan Penasihat Partai Golkar Aburizal Bakrie; dan sejumlah Ketua DPP Partai Golkar, antara lain, Theo L Sambuaga, Muladi, Burhanuddin Napitupulu, dan Firman Subagyo. Hadir pula calon presiden (capres) yang diusung Partai Indonesia Sejahtera (PIS), Sutiyoso.
Bersama Partai Golkar, Jusuf Kalla yakin Indonesia bisa bertahan dari krisis ekonomi. Modalnya, otak, otot, dan kantong sendiri untuk mengelola kekayaan sumber daya alam Indonesia. "Sumber daya alam kita banyak, kita harus mempertahankan itu, baik dengan otot, otak, dan dengan kantong kita sendiri. Partai Golkar menargetkan pendapatan negara kita akan meningkat dari 2 ribu dolar per tahun akan menjadi 4 ribu dolar," katanya.
Sementara di bidang politik, menurut Jusuf Kalla, Partai Golkar banyak berjasa untuk demokrasi. Dan, sekarang Partai Golkar menginginkan demokrasi yang sederhana, transparan dan adil, bukan demokrasi yang melelahkan. "Partai Golkar memelopori silaturahmi dengan partai lain. Meskipun beda pendapat, tapi kita tetap bersatu. Golkar bertindak cepat untuk rakyat, lebih cepat lebih baik, karena yang cepat itu adalah yang lebih baik," ujarnya.
"Partai Golkar juga bukan benteng para koruptor. Rencana Golkar ke depan adalah membangun bangsa lebih cepat, lebih baik," katanya.
Karena itu, Jusuf Kalla menyatakan pada 9 April mendatang nasib bangsa lima tahun ke depan akan ditentukan. Jusuf Kalla juga menyampaikan terima kasih kepada aparat keamanan karena selama Partai Golkar berkampanye ke seluruh Indonesia telah dijaga sehingga berjalan dengan aman dan damai.
Pada kesempatan itu, Jusuf Kalla secara simbolis menyerahkan bantuan senilai Rp 1 miliar bagi korban bencana jebolnya tanggul Situ Gintung yang diterima Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.
Sementara itu, salah satu magnet dalam kampanye terbuka tingkat provinsi Partai Golkar di Gelora Bung Karno Senayan adalah kehadiran undangan khusus, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso atau Bang Yos.
Bang Yos, yang juga capres PIS, sebelum meninggalkan stadion termegah di Indonesia itu mengatakan, kehadirannya dalam kampanye Partai Golkar itu hanya sebagai tamu. "Ya, saya datang karena diundang panitia pelaksana," katanya.
Ia sempat memuji banyaknya massa kader dan simpatisan partai berlambang Beringin yang menghadiri kampanye terbuka terakhir di Jakarta.
Namun, Sutiyoso belum berani banyak berkomentar terkait wacana agar Jusuf Kalla menggandeng dirinya sebagai cawapres pada Pilpres 2009. "Wah, kalau soal itu, tunggu saja tanggal mainnya. Sebab, secara resmi, saya sendiri belum dihubungi oleh jajaran pengurus DPP Partai Golkar. Memang ada wacana di kalangan bawah Golkar, tapi politik itu kan selalu berubah. Kita lihat saja nanti," kata Sutiyoso.
Menurut Bang Yos, sapaan Sutiyoso, wacana itu masih tetap harus menunggu hasil Rapimnas Golkar setelah Pemilu 9 April 2009.
Sementara itu, acara kampanye terbuka Partai Golkar berlangsung sejak pukul 11.30 WIB, Massa sudah berdatangan dari lima penjuru Ibu Kota, sehingga pada saat acara inti, setelah pidato politik Jusuf Kalla, massa yang duduk di tribun mulai meninggalkan stadion.
Pengamatan Suara Karya di dalam dan luar stadion, massa berseragam kuning yang menumpang bus, mobil, dan sepeda motor meninggalkan kawasan Senayan dengan tertib dan aman. Memang, beberapa saat di jalan protokol, akses dari dan menuju Senayan sempat macet. Namun, berkat kesiapan aparat kepolisian kemacetan dapat diurai.
Sementara itu, dalam kampanyenya di Nusa Tenggara Timur (NTT), kemarin, Jusuf Kalla menyatakan akan memperhatikan dengan sungguh-sunggul persoalan nelayan asal Pulau Rote, NTT, yang sering ditangkap otorita perikanan Australia ketika mencari ikan dan biota di Laut Timor.
"Nanti kita akan lihat sebab Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) ini sudah ditetapkan bersama antara Pemerintah Indonesia dan Australia pada 1984," kata Jusuf Kalla, ketika melakukan kampanye dialogis dengan kader Golkar di GOR Flobamora Kupang, Minggu (29/3).
Ketika itu, seorang nelayan asal Kupang, Hamzah, mempersoalkan sikap otorita perikanan Australia yang suka menangkap mereka di wilayah perairan sekitar Pulau Pasir (ashmore reef) saat mencari teripang dan ikan di wilayah perairan Laut Timor itu.
Hamzah tampak emosional sampai mau merobek peta ZEE di depan Jusuf Kalla karena merasa tidak pernah diperhatikan oleh Pemerintah Indonesia saat perahu mereka dibakar Pemerintah Australia atas tuduhan memasuki wilayah perairan negara itu secara ilegal.
Melihat situasi, Jusuf Kalla langsung memanggil Bupati Rote Ndao Leonard Haning ke atas mimbar kampanye untuk menjelaskan soal batas laut antara Indonesia dan Australia.
Haning mengatakan, saat terjadi hempasan gelombang besar, posisi perahu nelayan Indonesia yang sebelumnya berada di wilayah peraian Indonesia bisa terbawa sampai ke wilayah Australia. "Saya akan melihat kembali peta ZEE tersebut karena selama ini nelayan asal Pulau Rote sering mengeluh dengan sikap Pemerintah Australia soal aksi penangkapan tersebut," ujarnya.sko