Selasa, 09 Maret 2010

Perempuan Mampu Menjadi Pemimpin Sejati

TENGGARONG, Hari Perempuan Internasional dirayakan tepat pada tanggal 8 Maret setiap tahun. Ini adalah sebuah hari besar yang dirayakan di seluruh dunia untuk memperingati keberhasilan kaum perempuan di bidang ekonomi, politik dan sosial. Sehubungan dengan hal itu, Rita Widyasari,S.Sos,MM yang merupakan salah satu calon Bupati Kutai Kartanegara perempuan pertama maju pada Pilkada (Pemilihan Kepada Daerah) Kukar tahun 2010 mengaku menyambut baik atas diperingatinya kebangkitan feminisme tersebut.
“Sekarang ini kita tahu sudah banyak perempuan yang berani maju menjadi kepala daerah baik dikalangan akademisi, politisi, hingga artis. Namun patut diingat ketika mau maju setidaknya harus punya bekal berorganisasi, ilmu terapan karena menjadi seorang Bupati atau pemimpin itu bukan panggung biasa serta punya konsekwensi banyak hal,”ucap Rita yang mengaku sangat senang karena banyak perempuan yang mencalonkan diri sebagai Gubernur, Walikota dan Bupati saat dikonfirmasi Poskota Kaltim, Selasa (10/3) kemarin melalui telepon selularnya.
Rita yang berpasangan dengan HM Gufron Yusuf pada Pilkada Kukar itu menegaskan bahwa soal kepemimpinan bukan hanya milik kaum pria. Kaum perempuan pun memiliki hak yang sama untuk berkesempatan menjadi pemimpin karena kemampuan yang dimilikinya dengan tetap mengedapankan kapasitas dan teruji.
“Sudah ada sejumlah bukti bahwa perempuan mampu menjadi pemimpin, seperti di Banten yang gubernurnya dipimpin perempuan, dan Indonesia yang pernah dipimpin Megawati Soekarno Putri. Perempuan bisa tegas melebihi pria, dan bisa lembut dalam memimpin karena kelembutan menjadi ciri khasnya,” ungkap Rita Widyasari yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Kutai Kartanegara ini.
Ditambahkannya, prestasi dan kontribusi perempuan tidak hanya mengandalkan faktor kuantitas, namun juga tetap mempertimbangkan aspek kualitas, profesionalisme, dan integritas. Peringatan hari Perempuan Internasional merupakan momentum untuk mengoreksi kembali berbagai kebijakan yang cenderung mengabaikan pendidikan, perlindungan, dan akses terhadap pengembangan kemampuan pribadi perempuan Indonesia khususnya Kabupaten Kutai Kartanegara.kip 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.